Hasil Aksi Nyata Modul 1.4




LATAR BELAKANG
         Indonesia sedang menghadapi masalah lingkungan yang tidak bisa dianggap enteng, yaitu sampah. Bahkan, sampah menjadi permasalahan global. Timbulnya masalah tersebut seiring dengan perkembangan jumlah penduduk. Makin banyak konsumen, makin banyak sampah yang dihasilkan. Perilaku negatif itulah yang membuat masalah sampah menjadi masalah serius.  Pemerintah melalui Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (LHK) menetapkan target dan program pengelolaan sampah hingga 2025 sebagai upaya mengurangi sampah 30% pada 2025. Pemerintah provinsi Bali juga menerbitkan pengaturan pengolahan sampah berbasis sumber daya dalam upaya dalam memperbaiki dan melindungi kondisi lingkungan Pulau Dewata. 
            Sampah yang dibuang di sembarang tempat baik di daratan maupun di perairan mengakibatkan lingkungan kotor. Selain itu dapat menimbulkan berbagai penyakit. Terjadinya pencemaran termasuk di dalamnya, tanah, udara, dan air. Dapat pula mengganggu keseimbangan alam, tersumbatnya saluran air, bahaya banjir, dan sebagainya.
    Demikian pula sampah yang dibakar. Pembakaran sampah sama sekali bukanlah cara yang tepat untuk melenyapkan sampah. Pembakaran sampah nonorganik menghasilkan partikel berbahaya baik berupa abu maupun asap yang terbawa angin. Ancaman bagi kesehatan bila partikel tersebut masuk ke organ tubuh. Secara tidak langsung menyebabkan menurunnya kerja atau kerusakan pada organ-organ tertentu. Kandungan dioksin dari sampah plastik bersifat karsinogenik dan dapat mengganggu sistem hormon di dalam tubuh. Selain itu dapat juga menyebabkan perubahan iklim yang cukup cepat, menurunnya kadar oksigen, meningkatnya kadar karbondioksida di udara, dan mengganggu keseimbangan alam. Tertutupnya ozon oleh asap memicu terjadinya pemanasan global.
    Sekolah sebagai salah satu lembaga pendidikan dengan aktivitas tinggi tentunya dengan jumlah warga yang banyak, bisa dibayangkan berapa jumlah sampah yang diproduksi setiap harinya. Bagaimana bila dua sekolah, tiga sekolah, dan satu kecamatan, satu kabupaten dan seterusnya? Dalam waktu sehari, seminggu, sebulan dan seterusnya? Sungguh sangat memprihatinkan bila tidak ada kepedulian atas sampah yang dihasilkan. Setiap individu harus bertanggung jawab dengan sampah yang diproduksinya. Apa saja bahayanya sampah? Bagaimana cara mewujudkan peduli terhadap pengelolaan sampah di sekolah? Bagaimana cara mengelola sampah di sekolah yang aman?
    Sekolah merupakan tempat pendidikan dan pembelajaran, turut andil dalam membentuk nilai-nilai karakter kehidupan. Salah satunya adalah peduli terhadap budaya lingkungan. Di situlah pembelajaran tentang pengetahuan pengelolaan sampah bisa dilaksanakan baik melalui kegiatan pembelajaran maupun ekstrakurikuler. Semua warga sekolah harus bersatu padu dalam upaya pencegahan pencemaran lingkungan demi pelestarian lingkungan hidup yang berkelanjutan. Kesadaran semua warga sekolah tentang pentingnya pengelolaan sampah diharapkan mampu melahirkan  budaya peduli terhadap pengelolaan sampah di sekolah. Cara-caranya antara lain:
  1. meminimalisasi produksi sampah (reduce) yaitu mengurangi segala sesuatu yang menyebabkan timbulnya sampah. Sekolah membuat kebijakan/aturan pengelolaan koperasi atau kantin sekolah tentang makanan/minuman atau produk yang dijual beserta kemasannya, wadah bekal makanan/minuman yang dikonsumsi semua warga sekolah terbuat dari bahan yang bisa dipakai ulang.
  2. membuang sampah pada tempatnya. Sekolah menyediakan beberapa perangkat tempat sampah yang ditempatkan di beberapa titik yang mudah dijangkau warga sekolah. Tempat/tong sampah kertas, plastik, aluminium foil, organik sebagai tempat awal memilah sampah.
  3. mendirikan bank sampah. Sekolah perlu mendirikan bank sampah beserta pengelolaannya yang memadai untuk menampung barang-barang bekas/sampah anorganik yang bisa digunakan/diolah kembali sehingga menjadi barang yang bernilai guna atau dijual kepada pengepul untuk memperoleh nilai ekonomi.
  4. menggunakan kembali (reuse). Menggunakan kembali barang bekas untuk keperluan lain atau sama.
  5. mendaur ulang (recycle). Mengolah barang bekas menjadi barang baru yang bermanfaat, misalnya barang bekas/sampah anorganik dirangkai menjadi tas, dompet, ecobrick dan sebagainya. Sedangkan sampah organik diolah menjadi kompos. Hal ini bisa dilaksanakan melalui kegiatan intrakurikuler dan atau ekstrakurikuler dalam mengaplikasikan kegiatan pengelolaan sampah.
  6. membuat lubang resapan biopori (pori-pori di dalam tanah). Yaitu lubang silindris yang dibuat secara vertikal ke dalam tanah sebagai metode resapan air untuk mengatasi genangan air dengan cara meningkatkan daya resap air pada tanah. Sampah organik dimasukkan ke dalam lubang tersebut sehingga menghasilkan kompos. Akibatnya dapat menghidupi fauna tanah dan tercipta pori-pori tanah. Air permukaan tanah meresap ke dalam tanah.
TUJUAN   

         SMA Negeri 2 Amlapura merupakan sekolah yang sangat mendukung program pemerintah untuk mengurangi dampak sampah. Sekolah peraih Wiyata Mandala Nasional tahun 1997 terus berbenah termasuk dalam penanganan masalah sampah. Saya sebagai calon guru penggerak melakukan aksi nyata terkait untuk menumbuhkan budaya positif melalui gerakan "Bebas Sampah KPK" kenali, pilah dan kelola sampah. Adapun tujuan aksi nyata ini adalah:
  1. Menumbuhkan rasa syukur murid kepada TYME
  2. Menumbuhkembangkan kesadaran murid tentang kebersihan
  3. Menumbuhkan tanggung jawab murid untuk menjaga lingkungannya
  4. Menumbuhkan kepedulian murid terhadap pencemaran lingkungan
  5. Melatih kemampuan mengenali, memilah dan mengelola sampah organik, anorganik dan B3
  6. Menumbuhkan keterampilan kewirausahaan dari hasil pengelolaan barang bekas
DESKRIPSI AKSI NYATA
            Berdasarkan latar belakang dan tujuan di atas maka CGP merancang sebuah tindakan aksi nyata yaitu "Menumbuhkan Budaya Positif Melalui Gerakan Kenali, Pilah, dan Kelola Sampah di SMA Negeri 2 Amlapura". Langkah pertama yang CGP lakukan adalah melakukan koordinasi dengan Bapak kepala sekolah, para wakasek dan kasubag TU. CGP memaparkan rencana aksi nyata sebagai upaya untuk mnumbuhkan budaya positif semua warga sekolah. Rencana aksi nyata CGP mendapat respon positif semua pihak karena bisa memberi dampat baik untuk menumbuhkan karakter siswa sebagai uoata mewujudkan profil pelajar Pancasila.
        Program aksi nyata ini juga mendapat respon positif siswa. Siswa sangat antusias dalam mengelola barang bekas yang ada di sekitar mereka menjadi barang-barang yang bermamfaat. Daur ulang barang bekas yang dibuat siswa kedepannya memiliki nilai jual sehingga bisa mereka kembangkan saat terjun di masyarakat. Banyak karya siswa yang bagus yang bisa menjadi sumber penghasilan baru jika dikembangkan dan ditekuni. 
            Aksi nyata ini sangat efektif untuk menumbuhkan kesadaran siswa dalam menjaga kebersihan lingkungan. kepedulian siswa akan sampah, alam dan daur ulang sampah meningkat. Semua ini terlihat dari hasil kuisioner yang CGP lakukan.

HASIL KEGIATAN AKSI NYATA
Hasil tindakan aksi nyata yang diperoleh adalah sebagai berikut.
  1. Tindakan aksi nyata ini dapat menumbuhkan rasa syukur murid kepada TYME sehingga semua warga SMA Negeri 2 Amlapura bersama-sama menjaga lingkungan sekitar agar terbebas dari pencemaran sampah plastik.
  2. Tindakan aksi nyata ini dapat menumbuhkembangkan kesadaran murid tentang kebersihan dan pentingnya mengenali dan memilah sampah sebelum dibuang dan bisa mengelola dan mendaur ulang sampah.
  3. Tindakan aksi nyata ini dapat menumbuhkan tanggung jawab murid untuk menjaga lingkungannya agar tetap indah dan asri.
  4. Tindakan aksi nyata ini juga dapat menumbuhkan kepedulian murid terhadap pencemaran lingkungan sehingga tidak membuang sampah sembarangan.
  5. Tindakan aksi nyata ini dapat melatih kemampuan mengenali, memilah dan mengelola sampah organik, anorganik dan B3
  6. Tindakan aksi nyata ini dapat menumbuhkan keterampilan kewirausahaan dari hasil pengelolaan barang bekas terlihat dari hasil karya siswa yang beranekaragam dan mempunyai  nilai jual jika dikelola dan dikembangkan dengan baik


 





Perubahan prilaku murid dapat diketahui dengan menggunakan lembar kuisioner. Dari hasil pengisian kuisioner siswa diperoleh data sebagai berikut:








Komentar

Postingan populer dari blog ini

Pembuatan Kesepakatan Kelas

AKSI NYATA MODUL 3.3

AKSI NYATA MODUL 3.2