Pembuatan Kesepakatan Kelas

        Demonstrasi Konstektual Menerapkan Budaya Positif

Tugas Modul 1.4.a.7

Ni Luh Sudewi, S.Pd.,M.Pd

SMA Negeri 2 Amlapura

CGP Kabupaten Karangasem Bali


"Membuat Poster Kesepakatan Kelas"


        Berdasarkan pemikiran Ki Hadjar Dewantara, anak-anak lahir dengan kodratnya masing-masing. Anak-anak tumbuh sesuai kodratnya, pendidik hanya dapat merawat dan menuntun tumbuhnya kodrat itu. Sebagai pendidik kita harus memahami perbedaan anak didik kita.  Selama proses pembelajaran tentunya hal ini akan menjadi kendala  jika kita tidak buatkan persamaan pandangan antara pendidik dan semua peserta didik dengan membuat kesepakatan kelas di awal pembelajaran. Kesepakatan kelas akan sangat membantu kelancaran proses pembelajaran sebagai awal pembentukan budaya positif dan membentuk karakter anak didik.

        Oleh karena itu, pembuatan kesepakatan kelas perlu kita lakukan untuk menciptakan pembelajaran yang menyenangkan dan berpihak kepada murid. Adapun langkah-langkah dalam membuat kesepakatan kelas yang saya lakukan  yaitu: 1) Saya sebagai guru bertindak sebagai manager pembelajaran bertanya kepada siswa tentang kelas seperti apa yang mereka impikan, guru seperti apa yang mereka impikan, dan teman seperti apa yang mereka impikan; 2) guru menanyakan ide-ide murid tentang cara untuk mencapai kelas impian mereka; 3) guru dan murid mengambil kesimpulan dari semua ide-ide murid; 4) guru dan murid berdiskusi mengubah kesimpulan tadi menjadi kesepakatan kelas dan membuatnya dalam sebuah poster; 5) Guru dan murid menandatangani poster kesepakatan kelas; 6) Guru dan murid melaksanakan kesepkatan kelas tersebut dan melakukan refleksi secara rutin.

        Selama proses pembuatan kesepakatan kelas, guru berperan sebagai manager pembelajaran menuntun murid dalam membuat kesepakatan kelas untuk mencapai kelas impian mereka. Guru di awal memberikan pemahaman kepada murid tentang perlunya membuat kesepakatan kelas untuk menyamakan tujuan dalam proses pembelajaran agar nyaman dan menyenangkan. Guru membimbing murid dalam menyatukan ide-ide mereka agar menjadi sebuah kesepakatan yang bisa digunakan bersama sebagai budaya positif.

        Dalam proses pembuatan kesepakatan kelas, saya sebagai guru membagi murid menjadi enam kelompok. Pembagian kelompok sesuai dengan keinginan murid tanpa campur tangan guru (merdeka belajar). Di rumah, murid berdiskusi dalam kelompoknya tentang pertanyaan yang saya ajukan yaitu:

  1. seperti apa kelas impianmu? guru impianmu? teman impianmu?
  2. Apa ide kalian untuk mencapai kelas impian kalian? Menurut kalian apa yang harus kita semua lakukan untuk mencapai kelas imoian kalian?

Hasil diskusi kelompok tersebut kemudian dibawa ke sekolah oleh perwakilan masing-masing kelompok sesuai dengan hari yang disepakati dengan mengikuti aturan protokol kesehatan.  Berikut kegiatan selama proses pembuatan kesepakatan kelas di sekolah.

"Pagi anak-anak, apa kabar kalian?." saya bertanya kepada anak-anak. "Baik Bu, Ibu bagaimana?." tanya anak-anak balik. "Ibu juga sehat,". jawab  saya. "Nah, pada hari ini sesuai dengan kesepakatan kita di group, kita akan membuat kesepakatan kelas agar kedepannya pembelajaran kita nyaman dan menyenangkan sesuai dnegan kelas impian kalian." lanjut saya. "Ya Bu." Jawab anak-anak. "Sekarang coba kalian utarakan hasil diskusi  kelompok kalian, mulai dari kelompok satu sampai kelompok 6 ya dan jovanca tolong bantu ibu untuk menuliskan ide dari teman-temannya ya.". "Baik bu." jawab anak-anak. Kemudian satu-persatu anak-anak membacakan hasil diskusi kelompok mereka dan Jovanca menuliskan poin penting dari ide tersebut. 

"Nah, sekarang coba kalian perhatikan ide-ide yang sudah kalian buat, kemudian kalian simpulkan yang mana yang akan kalian jadikan kesepakatan kelas kalian?." saya membimbing murid untuk membuat kesepkatan kelas dari ide yang mereka buat. "Bu, saya setuju singkatan SANTUI yaitu Sehat, Aman, Nyaman, Tentram, Unik, Interaktif." ujar jovanca. "Bu, saya suka singkatan ASIK yaitu Aktif, Serius, Interaktif, Kreatif." jawab Gek Tiya. "Saya setuju tidak mencotek saat ulangan bu." Jawab Missel. Saya sangat senang karena anak-anak begitu antusias dalam diskusi. "Bu, saya setuju dengan ide yang berdoa sebelum pembelajaran." Jawab Dicky. Meliana mengacungkan tangannya, "Bu kita harus tepat waktu dan tepat janji agar pembelajaran lancar." Kemudian Happy mengangkat tangannya dan berujar "Bu, kelompok saya punya singkatan agar selalu direstui yaitu RESTU, singkatan dari Rajin, Empati, Semangat, Tekun, Ulet. Bagaimana teman-teman? Setuju tidak?." "Kalau saya apa kata Happy, saya pasti setuju." Dicky menjawab dengan cepat. 

'"Baiklah anak-anak, dari semua ide-ide kalian tadi, kita sudah memperoleh 6 kesimpulan kesepakatan kelas, coba kalian lihat kembali tulisan yang di depan, kira-kira ada yang harus ditambahkan atau diperbaiki?." Jovanca mengacungkan tangannya"Teman-teman untuk kata RESTU bagaimana kalau kita buat kalimatnya begini, setiap siswa mempunyai sifat RESTU?," "Setuju". Kompak yang lain menyetujui usul Jovanca. "Nah, untuk SANTUI bagaimana kalimatnya?." "Belajar SANTUI." Ujar missel dengan cepat. "Bagus juga, singkat tapi padat." Jawab Meliana. "Setuju Bu" jawab yang lain. "Untuk kata ASIK menurut kalian bagaimana?." "Belajar ASIK." Jawab Dicky dengan cepat. "Setuju" jawab yang lain berbarengan. "Bu, sudah semua dapat kalimatnya, boleh kita mulai membuatnya?" tanya Dicky tidak sabaran. "Baiklah, karena kita sudah memperoleh kesepakatan, marilah kita mulai membuat poster kesepakatan kelas, silahkan duduk membuat lingkaran ya." Saya menanggapi keinginan Dicky. "Baik Bu." Jawab anak-anak. Mulailah kita mengerjakan poster kesepakatan kelas sampai akhirmya kita menandatangani bersama kesepakatan tersebut. Anak-anak begitu bersemangat dalam mengerjakan poster kesepakatan kelas mereka dan menempelkan di depan kelas.

        Ada perilaku positif yang tampak setelah kesepakatan kelas dibuat, seperti murid semakin rajin, interaktif, aktif dan semangat dalam proses pembelajaran. Namun, perilaku murid belumlah signifikan mengalami perubahan sebab kesepakatan kelas baru dibuat beberapa hari. Poin-poin dalam kesepkatan kelas belum semua terlihat karena keterbatasan waktu dan situasi yang masih belajar daring. Aktivitas kelas yang terbatas karena pandemi Covid-19 dan waktu penerapan yang baru membuat saya belum cukup mampu mendeskripsikan perubahan perilaku murid sebagai respon atas dibuatnya kesepakatan kelas. Tantangan yang saya hadapi dalam melaksanakan kesepakatan kelas yaitu:

  1. situasi pandemi menyebabkan proses pembelajaran kita masih daring sehingga tidak dapat mengukur ketercapaian dari pelaksanaan kesepakatan kelas yang sudah kita buat.
  2. memerlukan waktu yang tidak singkat agar seluruh anak didik saya dalam kelas tersebut dapat berprilaku sesuai dengan kesepakatan kelas yang kita buat karena perubahan memerlukan pembiasan yang konsisten.

Adapun keberhasilan yang saya dan siswa saya peroleh yaitu:

  1. Tumbuhnya motivasi saya dan anak didik saya untuk bersama-sama mewujudkan kelas impian kami.
  2. Terwujudnya filosofi pendidikan KHD bahwa pendidikan adalah menuntun.
  3. Anak merdeka belajar karena proses pembelajaran berpihak kepada murid. 

Poster Kesepakatan Kelas


Dokumentasi Kegiatan

Guru Bertanya tentang Kelas Impian Murid

Siswa mengeluarkan Ide Tentang kelas Impian Mewakili KelompokMereka

Siswa Mengutarakan Ide dan Pendapat

 

Siswa Mengutarakan Ide dan pendapat

 

Siswa Mengambil Kesimpulan dari Ide Mereka


 Guru dan Siswa mengubah Ide Menjadi Kesepakatan Kelas

 

Mulai membuat Perencanaan Poster

 

Mulai Pengerjaan Poster

 

Proses Penyelesaian Pembuatan Poster

 

Persiapan Penandatangan Poster Kesepakatan Kelas

 

                             


Penandatanganan Poster Kesepakan Kelas






Hasil Diskusi Masing-Masing Kelompok di Rumah



Semoga Bermamfaat.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

AKSI NYATA MODUL 3.3

AKSI NYATA MODUL 3.2